Kamis, 31 Agustus 2017

KASIH IBU






Masya Allah, seorang ibu (sepertinya ada yang error dengan otaknya) hingga bicara sedikit ngawur. Datang ke Ruang anak, saat aku dan syauqi sedang menatap monitor, mencari film upin dan upin kegemarannya. Dengan suara lantang, ibu itu berkata :

“oh, ini ya tempat main game yang dibayar ?” Semalam, anakku kesini bawa uang Rp.50.000 buat sewa computer “ lanjutnya.
“Disini nggak pernah bayar bu, gratis!”jawabku bingung

Dengan cepat diambilnya DPA yang barusan kuletakkan di atas meja.

“Ini ya, catatan pembayaran sewanya”. Tanya Ibu itu
“Bukan bu, “ seraya kuambil dokumennya.

Sejurus kemudian, Ibu tadi nyerocos tanpa aku tanya. Ceritanya tentang anaknya Fadli yang ngambil uang Rp.50.000 di bawah bantalnya, buat main game. Melihatnya bicara tanpa henti, aku mulai menebak-nebak, jangan-jangan Ibu ini punya masalah otak (maaf). Dan ternyata dugaanku pun terbukti ketika dengan seenaknya Ibu itu memasuki ruangan demi ruangan kantor sambil berbicara tanpa henti. Judulnya masih tetap sama, anaknya Fadli yang ngambil uangnya.
Saat ibu itu di ruangan referensi, anaknya datang dengan tentengan plastik berisi  dua minuman kotak.

Segera dia menghampiri anaknya, dan keduanya berjalan menuju Ruang Anak, berhenti dan duduk di depan computer anak. Dengan penuh kasih, Ibu itu membelai rambut Fadli yang terlihat asyik menekan tuts keyboard. Menanyakan tentang game bola yang semalam dimainkan anaknya, hingga jelang jam 10 malam. Tak sedikitpun terucap marah dari mulutnya untuk Fadli, padahal sedari tadi dia mencarinya.


Deg! Batinku trenyuh. Betapa kasih ibu tak memandang posisi dan kondisi. Kasih ibu, adalah naluri yang dimiliki oleh setiap wanita yang pernah melahirkan. Ibu Fadli mengajarkanku tentang kasih ibu yang tak kan pernah pudar, dan tak memilih.